SEDIAN
DARAH TIPIS DAN SEDIAAN DARAH TEBAL
Sediaan
darah tipis
a.
Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan
pada pembacaan pada sediaan ini, bentuk parasit
plasmodium
berada dalam eritrosit sehingga didapatkan bentuk parasit
yang
utuh dan morfologinya sempurna. Serta lebih mudah untuk
menentukan
spesies dan stadium parasit dan perubahan pada eritrosit yang
dihinggapi
parasit dapat dilihat jelas. (Hadidjaja, 1992) Kelemahan dari
sediaan
darah tipis yaitu kemungkinan ditemukan parasit lebih kecil
karena
volume darah yang digunakan relatif sedikit. (Irianto, 2009)
5
b.
Sediaan darah tipis yang baik :
Pada
sediaan darah tipis, ada bagian yang tebal dan tipis. Jika sediaan
terlalu
tebal akan menutupi sel-sel eritrosit satu sama lain sehingga
mempersulit
penilaian. Jika sediaan terlalu tipis maka sel-sel akan
kehilangan
bentuk bikonkafitasnya terutama pada daerah tepi. (Zulkoni,
2010)
Pada
sediaan tidak seperti bendera robek terutama pada bagian ekor
sediaan.
Karena pada bagian ekor eritrosit menyebar, sehingga
mempermudah
untuk mengetahui bentuk parasit plasmodium serta
morfologinya.
Sediaan juga tidak berlobang dan tidak terputus-putus.
(Zulkoni,
2010)
2.
Sediaan darah tebal
a.
Kelebihan dan kekurangan
Sediaan
darah tebal biasanya di hemolisis terlebih dulu sebelum
pewarnaan,
sehingga parasit tidak lagi tampak dalam eritrosit. Kelebihan
dari
sediaan ini yaitu dapat menemukan parasit lebih cepat karena volume
darah
yang digunakan lebih banyak. Jumlah parasit lebih banyak dalam
satu
lapang pandang, sehingga pada infeksi ringan lebih mudah
ditemukan.
Sedangkan kelemahan dari sediaan darah tebal bentuk parasit
yang
kurang lengkap morfologinya. (Safar, 2009)
6
b.
Ciri-ciri sediaan yang baik :
Sediaan
yang dibuat harus bersih yaitu sediaan tanpa endapan zat
pewarnaan.
Sediaan juga tidak terlalu tebal, ukuran ketebalan dapat dinilai
dengan
meletakkan sediaan darah tebal di atas arloji. Bila jarum arloji
masih
dapat dilihat samar-samar menunjukkan ketebalan yang tepat.
(Sandjaja,
2007)
Selain
menggunakan arloji dapat juga dengan cara meletakkan
sediaan
darah tebal di atas koran, kalau tulisan di bawah koran sediaan
masih
terbaca, berarti tetesan tadi cukup baik. (Sandjaja, 2007)
c.
Hasil sediaan darah tebal yang baik :
Inti
sel darah putih biru lembayung tua, granula biasanya tidak
tampak,
hanya granula eosinofil. Trombosit berwarna lembayung muda
dan
sering berkelompok. Parasit tampak kecil, batas sitoplasma sering
tidak
nyata. (Irianto, 2009)
Titik
Maurer dan titik Ziemen (P. malariae) biasanya
hilang. Titik
Scuffner
sering masih terlihat sebagai zona merah. Bentuk cincin sering
tampak
sebagai “koma”, “tanda seru”, atau “burung terbang”,
terutama
pada
P. falciparum. (Irianto, 2009)
Tropozoit
yang sudah agak besar tampak pigmen. Sitoplasma P. vivax
dapat
terlihat jelas seperti amuboid. Sitoplasma P. malariae mulai
mengumpul
disekitar inti, schizon tampak jelas. (Irianto, 2009)
Gambar Sediaan Darah yang Baik :
Penyakit
malaria merupakan penyakit infeksi dengan kematian sekitar 1 juta orang/tahun.
Disebabkan oleh parasit jenis protozoa dari golongan/genus Plasmodium. Dari
genus Plamodium terdapat 4 spesies yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia
yaitu Plasmodium falcifarum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae dan
Plamodium ovale. Pada umumnya, Plasmodium falcifarum dan Plasmodium
vivax merupakan yang paling sering ditemukan. Sedangkan Plasmodium
malariae dan Plasmodium ovale dijumpai pada Indonesia bagian timur
seperti Papua, Maluku dan sekitarnya.
Ada beberapa bentuk manifestasi penyakit malaria, antara lain :
- Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita merasakan demam muncul setiap hari ketiga.
- Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan demam setiap hari keempat.
- Malaria serebral, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, penderita mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase koma dan kematian yang mendadak.
- Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat mendadak, mirip Stroke, koma disertai gejala malaria yang berat.
Salah satu cara untuk mendiagnosa adanya penyakit malaria adalah dengan menemukan parasit dalam darah melalui pemeriksaan sediaan darah tebal dan tipis.
Keuntungan dari sediaan darah tebal digunakan adalah karena sediaannya lebih tebal sehingga parasit lebih mudah ditemukan tetapi sediaan ini tidak baik digunakan untuk identifikasi spesies Plamodium sp. Cara pembuatannya adalah :
1. Teteskan kl 5ul darah (whole blood) ke objek glass. Buat lingkaran diameter 1-2cm. Sediaan yang baik adalah bagian tebal ditengah dan menipis kebagian pinggir. Biarkan kering.
2. Siapkan campuran reagen giemsa (1 giemsa : 20 air). Teteskan pada sediaan darah tebal, biarkan 15-30 menit. Untuk perbandingan dan waktu pewarnaan tergantung pada kondisi reagen giemsa.
3. Bilas dengan hati-hati. Keringkan. Sediaan yang baik adalah berwarna biru kemerahan dan sisa-sisa eritrosit yang ada terlepas
4. Amati dengan mikroskop. Sediaan darah tebal yang baik adalah dalam 1 lapang pandang pada perbesaran 10x100 ditemukan 10-20 sel leukosit
5. Karena tidak difiksasi maka sel eritrosit akan lisis, sel leukosit menjadi tidak khas sehingga akan berpengaruh pada morfologi parasit. Itu sebabnya sediaan ini hanya digunakan untuk menemukan parasit saja.
Sediaan darah tipis digunakan untuk identifikasi parasit karena morfologi yang ada lebih bagus dibanding sediaan darah tebal yang tidak di fiksasi. Tetapi karena penyebaran sel-selnya sedikit maka parasit yang ditemukan lebih sedikit dibandingkan sediaan darah tebal. Cara pembuaran:
1. Teteskan 5 ul darah pada objek glass. Dengan bantuan cover glass dibuat hapusan. Hapusan yang baik adalah tidak melebar sampai ketepi objek glass, menyerupai lidah, tidak berlemak. Biarkan kering
2. Teteskan dengan metanol untuk fiksasi. Teteskan dengan campuran giemsa (1 giemsa : 20 air) biarkan 15-30 menit. Untuk perbandingan dan waktu pewarnaan tergantung pada kondisi reagen giemsa.
3. Bilas dengan hati-hati. Keringkan. Sediaan yang baik adalah berwarna biru kemerahan dan tidak ada bagian yang terlepas.
4. Amati dengan mikroskop. Sediaan yang baik adalah sel eritrosit berwarna merah dan tidak bertumpuk, limposit berwana biru tua.
5. Karena di fiksasi maka morfologi sel yang ada menjadi lebih bagus dibanding sediaan darah tebal
Pelaporan hasil
Berdasarkan jumlah
[-] Negatif : Bila tidak ditemukan parasit
[+] Positif : Ditemukan 1-10/100lpb (lapang pandang besar, perbesaran 10x100)
[+]2 Positif : Ditemukan 11-100/100lpb
[+]3 Positif : Ditemukan 1-10/lpb
[+]4 Positif : Ditemukan 11-100/lpb
Star in the sky : Ditemukan >100/lpb sehinggan menyerupai bintang dilangit
Ada beberapa bentuk manifestasi penyakit malaria, antara lain :
- Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita merasakan demam muncul setiap hari ketiga.
- Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan demam setiap hari keempat.
- Malaria serebral, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, penderita mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase koma dan kematian yang mendadak.
- Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat mendadak, mirip Stroke, koma disertai gejala malaria yang berat.
Salah satu cara untuk mendiagnosa adanya penyakit malaria adalah dengan menemukan parasit dalam darah melalui pemeriksaan sediaan darah tebal dan tipis.
Keuntungan dari sediaan darah tebal digunakan adalah karena sediaannya lebih tebal sehingga parasit lebih mudah ditemukan tetapi sediaan ini tidak baik digunakan untuk identifikasi spesies Plamodium sp. Cara pembuatannya adalah :
1. Teteskan kl 5ul darah (whole blood) ke objek glass. Buat lingkaran diameter 1-2cm. Sediaan yang baik adalah bagian tebal ditengah dan menipis kebagian pinggir. Biarkan kering.
2. Siapkan campuran reagen giemsa (1 giemsa : 20 air). Teteskan pada sediaan darah tebal, biarkan 15-30 menit. Untuk perbandingan dan waktu pewarnaan tergantung pada kondisi reagen giemsa.
3. Bilas dengan hati-hati. Keringkan. Sediaan yang baik adalah berwarna biru kemerahan dan sisa-sisa eritrosit yang ada terlepas
4. Amati dengan mikroskop. Sediaan darah tebal yang baik adalah dalam 1 lapang pandang pada perbesaran 10x100 ditemukan 10-20 sel leukosit
5. Karena tidak difiksasi maka sel eritrosit akan lisis, sel leukosit menjadi tidak khas sehingga akan berpengaruh pada morfologi parasit. Itu sebabnya sediaan ini hanya digunakan untuk menemukan parasit saja.
Sediaan darah tipis digunakan untuk identifikasi parasit karena morfologi yang ada lebih bagus dibanding sediaan darah tebal yang tidak di fiksasi. Tetapi karena penyebaran sel-selnya sedikit maka parasit yang ditemukan lebih sedikit dibandingkan sediaan darah tebal. Cara pembuaran:
1. Teteskan 5 ul darah pada objek glass. Dengan bantuan cover glass dibuat hapusan. Hapusan yang baik adalah tidak melebar sampai ketepi objek glass, menyerupai lidah, tidak berlemak. Biarkan kering
2. Teteskan dengan metanol untuk fiksasi. Teteskan dengan campuran giemsa (1 giemsa : 20 air) biarkan 15-30 menit. Untuk perbandingan dan waktu pewarnaan tergantung pada kondisi reagen giemsa.
3. Bilas dengan hati-hati. Keringkan. Sediaan yang baik adalah berwarna biru kemerahan dan tidak ada bagian yang terlepas.
4. Amati dengan mikroskop. Sediaan yang baik adalah sel eritrosit berwarna merah dan tidak bertumpuk, limposit berwana biru tua.
5. Karena di fiksasi maka morfologi sel yang ada menjadi lebih bagus dibanding sediaan darah tebal
Pelaporan hasil
Berdasarkan jumlah
[-] Negatif : Bila tidak ditemukan parasit
[+] Positif : Ditemukan 1-10/100lpb (lapang pandang besar, perbesaran 10x100)
[+]2 Positif : Ditemukan 11-100/100lpb
[+]3 Positif : Ditemukan 1-10/lpb
[+]4 Positif : Ditemukan 11-100/lpb
Star in the sky : Ditemukan >100/lpb sehinggan menyerupai bintang dilangit
Macam-macam parasit yang dapat ditemukan pada sediaan apus darah :
Tropozoit Plasmodium vivax
Mikrogametosit Plasmodium falciparum
Berdasarkan jenis parasit
F : Ditemukan ring Plasmodium falcifarum
Fg : Ditemukan gamet Plasmodium falcifarum
F+g : Ditemukan ring dan gamet plasmodium falcifarum
V : Ditemukan Plamodiuum vivax segala morfologi
Mix : Ditemukan 2 atau lebih spesies plamodium
Berdasarkan jenis parasit
F : Ditemukan ring Plasmodium falcifarum
Fg : Ditemukan gamet Plasmodium falcifarum
F+g : Ditemukan ring dan gamet plasmodium falcifarum
V : Ditemukan Plamodiuum vivax segala morfologi
Mix : Ditemukan 2 atau lebih spesies plamodium
Mohon dikoreksi gan untuk gametosit itu makrogametosit bukan mikrogametosit gan, karena terlihat inti berkumpul ditengah yang dikelilingi dengan pigmen
BalasHapus