Jumat, 01 Juni 2012

Analisa Tinja

Buat semua Temen ANALIS Wahyu mau kasih dikit pembahasan masalah analisa tinja ni,,,semoga bermanfaat buat semua :)  
 
Tinja untuk pemeriksaan sebaiknya yang berasal dari defekasi spontan. Jika pemeriksaan sangat diperlukan,boleh  juga sampel tinja di ambil dengan jari bersarung dari rectum. Untuk pemeriksaan biasa dipakai tinja sewaktu, jarang diperlukan tinja 24 jam untuk pemeriksaan tertentu.
Tija hendaknya diperiksa dalam keadaan segar, kalau dibiarkan mungkin sekali unsure-unsur dalam tinja itu menjadi rusak. Bahan ini harus dianggap bahan yang mungkin mendatangkan infeksi,berhati-hatilah saat bekerja.
 
Untuk mengirim tinja, wadah yang baik ialah yang terbuat dari kaca atau sari bahan lain yang  tidak dapat ditembus seperti plastic. Kalau konsistensi tinja keras,dos karton berlapis paraffin juga boleh dipakai. Wadah harus bermulut lebar.
Pemaeriksaan penting dalam tinja ialah terhadapp parasit dan telur cacing. Sama pentingnya dalam keadaan tertentu adalah test terhadap darah samar.
Jika akan memeriksa tinja, pilihlah selalu sebagian dari tinja itu yang memberikan kemungkinan sebesar-besarnya untuk menemui kelainan, misalnya bagian yang bercampur darah atai lender. Oleh karena unsure-unsur patologik biasanya tidak dapat merata, maka hasil pemeriksaan mikroskopi tidak dapat dinilai derajat kepositifannya dengan tepat, cukup diberi tanda –(negatif),(+),(++),(+++) saja.
MAKROSKOPI
1.      Warna
Warna tinja yang dibiarkan pada udara menjadi lebih tua karena terbeb=ntuknya lebih banyak urobilin dari urobilinogen yang di ekskresikan lewat usus. Urobilinogen tidak berwarna, sedangkan urobilin berwarna coklat tua. Selain urobilin yang normalada, warna tinja dipengaruhi oleh jenis makanan, kelainan dalam saluran usus dan oleh obat-obat yang diberikan.
Warna kuning bertalian dengan susu,jagung,obat santonin atau bilirubin yang belum berubah. Hijau biasanya oleh makanan yang mengandung banyak sayur-mayur, jarang disebabkan oleh biliverdin yang belum berubah. Warna abu-abu mungkin disebabkan oleh karena tidak ada urobilin dalam saluran makanan dan hal itu didapat pada ikterus obstruktif (tinja acholik) dan juga detelah dipakai garam barium pada pemeriksaan radiologic. Warna abu-abu itupun mungkin terjadi kalau makanan mengandung banyak lemakyang tidak dicernakan karena defisiensi enzim pancreas. Merah muda biasanya oleh perdarahan yang segar di bagian distal, mungkin juga karena makanan seperti bit. Warna coklat dipertalikan dengan perdarahan proximal atau dengan makanan coklat,kopi,dsb. Warna hitam oleh carbo medicinalis, oleh obat-obatan yang mengandung besi mungkin juga oleh melena.
                                                                                                                                                      
2.      Bau
Bau normal tinja disebabkan oleh indol,skatol,dan asam butirat. Bau itu menjadi bau busuk jiga dalam usus terjadi pembusukan isinya, yaitu protein yang tidak dicerna dirombak oleh kuman-kuman. Reaksi tinja menjadi lindi oleh pembusukan semacam itu. Ada kemungkinan juga tinja berbau asam: keadaan ini disebabkan oleh peragian(fermentasi)zat-zat gula yang tidak tercerna karena umpamanya diare. Reaksi tinja dalam hal itu menjadi asam. Bau tengik dalam tinja disebabkan oleh perombakan zat lemak dengan pelepasan asam-asam lemak.

3.      Konsistensi
Tinja normal agak lunak dengan mempunyai bentuk. Pada diare konsistensi menjadi sangat lunak atau cair, sedangkan sebaliknya pada konstipasi didapat tinja keras. Peragian karbohidrat dalam usus menghasilkan tinja yang lunak dan bercampur gas (CO2).
                                                
4.      Lendir
Adanya lendir berarti rangsangan atau radang dinding usus. Kalau lendir itu hanya didapat dibagian luar tinja , lokalisasi iritasi itu mungkin usus besar ; kalau bercampur –baur  dengan tinja mungkin sekali usus kecil. Pada dysentri ,intususepsi dan ileocolitis mungkin didapat lendir saja tanpa tinja. Kalau lendir berisi banyak leukosit terjadi nanah.

5.      Darah
Perhatikanlah  apa darah itu segar (merah muda),coklat atau hitam dan apakah bercampur-baur atau hanya dibagian luar tinja saja. Makin proksimal terjadinya perdarahan, makin bercampurlah darah dengan tinja dan makin hitamlah warnanya. Jumlah darah yang besar mungkin disebabkan oleh ulcus, varices dalam oesofagus, carcinoma ,atau hemorrhoid.
6.      Parasit
Cacing Ascaris, Ancylostoma ,dll mungkin terlihat. 
gambar : Telur Ascaris lumbricoides


Mengambil sediaan feses
Tidak seperti kebanyakan tes laboraturium lain, contoh feses harus diambil di rumah oleh pihak keluarga dari anak yang sedang sakit, bukan oleh petugas medis. Berikut adalah beberapa tips untuk mengambil contoh feses dari anak Anda:
  • Mengambil feses dapat merepotkan, jadi gunakan sarung tangan latex dan cuci tangan Anda dan anak Anda setelahnya.
  • Banyak anak kecil yang menderita diare tidak selalu dapat memberitahu orangtuanya ketika ia akan mengeluarkan tinjanya. Penutup plastik berbentuk topi dapat digunakan untuk mengambil sediaan feses. Alat pengumpul ini dapat dengan cepat diletakkan di atas toilet atau di dubur anak untuk mengambil feses. Menggunakan alat pengumpul seperti ini dapat mencegah feses terkontaminasi oleh air atau kotoran lain. Jika feses terkontaminasi dengan urin maka pengambilan contoh feses perlu diulang. Selain itu, jika Anda tidak dapat mengambil feses anak Anda sebelum feses menyentuh bagian dalam toilet, maka pengambilan perlu diulang. Mengambil feses yang sudah masuk ke dalam toilet tidak memberikan sediaan tinja yang bersih untuk dianalisa.
  • Cara lain mengambil sampel feses adalah dengan menempatkan pembungkus plastik di bawah penutup toilet. Kemudian pindahkan contoh feses ke tempat yang bersih dan tertutup untuk dibawa ke laboraturium. Plastik pembungkus juga dapat digunakan untuk melapisi popok bayi atau anak yang belum bisa menggunakan toilet.
Feses yang telah diambil dibawa dalam tabung plastik berpenutup yang bersih dan kering. Anda bisa mendapatkannya dari dokter, apotik, atau laboraturium di rumah sakit. Namun, tempat plastik lain yang bersih dan tertutup juga dapat digunakan. Untuk hasil yang paling baik, feses harus dibawa secepatnya ke rumah sakit untuk diuji.
Jika tidak mungkin pergi ke laboraturium dengan segera, contoh feses yang sudah diambil harus dimasukkan ke dalam lemari es. Kemudian bawalah tinja tersebut ke laboraturium untuk dibiakkan sesegera mungkin setelah diambil. Di laboratorium, contoh feses itu diperiksa, dibiakkan, atau ditempatkan dalam medium cairan khusus yang bertujuan memelihara bakteri atau parasit yang akan diperiksa.
Dokter atau laboraturium rumah sakit biasanya akan memberikan instruksi tertulis tentang bagaimana mengambil contoh feses; jika instruksi tertulis tidak tersedia, catatlah bagaimana cara mengambil dan apa yang harus dilakukan ketika feses sudah diambil. Bertanyalah jika ada hal-hal yang kurang anda pahami. Dokter dan laboratorium juga akan memberitahu jika diperlukan contoh feses segar untuk tes tertentu atau jika contoh fesesnya perlu segera dibawa ke laboraturium.
Umumnya, penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau parasit dapat diidentifikasi melalui pengujian terhadap satu contoh feses saja. Tetapi terkadang dibutuhkan hingga tiga contoh feses yang berbeda. Dokter akan memberitahu hal ini jika memang dibutuhkan.
Menguji contoh feses
Secara umum, hasil tes feses biasanya sudah selesai dalam 3 sampai 4 hari. Namun untuk pengujian parasit akan diperlukan waktu lebih lama.
Memeriksa keberadaan darah dalam feses
Dokter mungkin akan memeriksa ada tidaknya darah dalam feses anak. Darah dalam feses dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti diare akibat infeksi, perdarahan di saluran pencernaan, atau kondisi lain. Namun dalam banyak kasus, darah yang muncul dalam feses bayi disebabkan robekan kecil di dubur yang disebut fissure. Fisur disebabkan peregangan pada saat mengeluarkan feses dengan keras. Hal ini biasa terjadi pada bayi dan anak-anak dengan kesulitan BAB / konstipasi yang berlangsung terus menerus.
Pengujian keberadaan darah dalam feses dapat dilakukan dengan cepat di ruang praktik dokter. Hasilnya pun dapat segera diketahui. Pertama, feses diratakan pada kartu kemudian diteteskan cairan kimia. Perubahan warna yang terjadi akan menunjukkan ada tidaknya darah dalam feses. Kadang feses juga dapat dikirim ke laboraturium. Hasil tes akan dapat diketahui dalam beberapa jam.
Mengembangbiakkan (kultur) feses
Feses dikembangbiakkan untuk mengetahui apakah penyakit yang sedang diderita disebabkan oleh bakteri. Untuk mengembang biakkan, contoh feses ditempatkan dalam inkubator selama 48 hingga 72 jam dan penyakit akibat bakteri diidentifikasi dan diisolasi. Perlu diingat bahwa tidak semua bakteri dalam feses menyebabkan masalah; bahkan 80% dari kandungan feses sebenarnya adalah bakteri yang normal dan diperlukan untuk pencernaan. Pengembangbiakkan feses dilakukan untuk mencari bakteri yang menyebabkan penyakit.
Untuk tes kultur, diperlukan sampel feses yang segar atau dingin. Sampel yang paling baik adalah feses yang lunak dan segar; pada feses yang kaku jarang ditemukan bakteri penyebab penyakit. Kadang dibutuhkan lebih dari satu contoh feses untuk tes kultur.
Olesan dari dubur anak yang sakit juga dapat dites untuk melihat ada tidaknya virus. Walaupun sangat jarang dilakukan, prosedur ini dapat memberi petunjuk pada kasus penyakit tertentu, khususnya pada bayi baru lahir atau pada anak yang sangat sakit. Kultur viral dapat makan waktu hingga satu minggu atau lebih untuk berkembang, tergantung jenis virusnya.
Pemeriksaan Ova dan Parasit dalam Feses
Feses juga mungkin diuji untuk keberadaan parasit dan ova (telur cacing) jika anak menderita di diare yang berkepanjangan atau gejala intestinal lain. Dokter juga mungkin akan meminta dua atau lebih sampel feses untuk dapat mengidentifikasi parasit. Jika parasit atau telurnya terlihat ketika olesan feses diperiksa melalui mikroskop, anak akan ditatalaksana untuk infestasi parasit. Dokter anak anda mungkin akan memberikan tempat khusus untuk mengambil sampel feses yang mengandung pengawet kimia untuk parasi

0 komentar:

Posting Komentar