PROTEUS MIRABILIS
v Aspek
Biologi
1.
Morfologi


2.
Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma
Proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Proteus
Species : Proteus mirabilis
3. Siklus
hidup


v Penyakit
yang ditimbulkan
Bakteri ini mampu memproduksi enzim urease dalam
jumlah besar. Enzim urease yang menghidrolisis urea menjadi ammonia (NH3)
menyebabkan urin bertambah basa. Jika tidak ditanggulangi, pertambahan kebasaan
dapat memicu pembentukan kristal sitruvit (magnesium amonium fosfat), kalsium
karbonat, dan atau apatit. Bakteri ini dapat ditemukan pada batu/kristal
tersebut, bersembunyi dalam kristal dan dapat kembali menginfeksi setelah
pengobatan dengan antibiotik. Semakin banyak batu/kristal terbentuk,
pertumbuhan makin cepat dan dapat menyebabkan gagal ginjal. Proteus
mirabilis memproduksi endotoksin yang memudahkan induksi ke sistem respon
inflamasi dan membentuk hemolisin. Bakteri ini dapat pula menyebabkan pneumonia
dan juga prostatitis pada pria.
1.
Gejala
Gejala
uretritis tidak terlalu nampak, termasuk frekuensi kencing dan adanya sel darah
putih pada urin. Sistitis (infeksi berat) dapat dengan mudah diketahui dan
termasuk sakit punggung, nampak terkonsentrasi, urgensi, hematuria (adanya
darah merah pada urin), sakit akibat pembengkakan bagian paha atas. Pneumonia
akibat infeksi bakteri ini memiliki gejala demam, sakit pada dada, flu, sesak
napas. Prostatitis dapat diakibatkan oleh infeksi bakteri ini, gejalanya demam,
pembengkakan prostat.
2.
Penularan
Infeksi saluran kencing yang disebabkan oleh
P. mirabilis juga seringkali terjadi pada pria dan wanita yang melakukan
hubungan seksual tanpa pengaman.
3.
Penyebaran
Kebanyakan kasus infeksi Proteus mirabilis
terjadi pada pasien di rumah sakit. Infeksi ini biasanya terjadi karena
peralatan media yang tidak steril, seperti catheters, nebulizers (untuk
inhalasi), dan sarung tangan untuk pemeriksaan luka.
v Obat yang
digunakan
Infeksi Proteus
mirabilis dapat diobati dengan sebagian besar jenis penisilin atau
sefalosporin kecuali untuk kasus tertentu. Tidak cocok bila digunakan
nitrofurantoin atau tetrasiklin karena dapat meningkatkan resistensi terhadap
ampisilin, trimetoprim, dan siprofloksin. Jika terbentuk batu/kristal, dokter
bedah harus menghilangkan blokade ini dahulu.
Sumber :
Collier, Leslie dkk., 1998, Topley & Wilson’s
Microbiology And Microbial Infections Ninth Edition Volume 2 Systematic
Bacteriology, Oxford University Press, New York
http://
en.wikipedia.org/wiki/Proteus_mirabilis
http://www.ra.com/images/explain_proteus.jpg
http://web.uconn.edu/mcbstaff/graf/Student%20presentations/Proteus/99687A.jpg
0 komentar:
Posting Komentar