PENETAPAN
KADAR METHYL PARABEN PADA BUMBU KECAP MI INSTAN
PORTOFOLIO
ASIDIMETRI
Methyl
Paraben Pada Bumbu Kecap Mi Instan
Oleh
:
A.102.07.047
/ Wahyu Setyawan
Disusun
untuk melengkapi tugas mata kuliah Kimia Analitik II
AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA
DAFTAR
ISI
DAFTAR
ISI................................................................................................. 1
A.PENDAHULUAN.................................................................................... 2
1. Latar
Belakang................................................................................... 2
2.
Rumusan Masalah.............................................................................. 5
B.METODE PENELITIAN.......................................................................... 6
1.
Dasar Teori......................................................................................... 6
2.
Cara Kerja.......................................................................................... 8
C.
KESIMPULAN..................................................................................... 10
1.
Hal
penting yang harus diperhatikan dalam percobaan…………. 10
2. Manfaat
Prrcobaan Bagi Masyarakat................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 11
A.PENDAHULAN
1.Latar
Belakang
Mi
instan diciptakan oleh Momofuku Ando pada tahun 1958 yang kemudian mendirikan
perusahaan Nissin dan memproduksi mi instan peratama di dunia Chicken
Ramen(ramen adalah jenis mi Jepang) rasa ayam. Peristiwa penting lainnya
terjadi pada 1971 ketika Nissin memperkenalkan mi dalam gelas bermerek Cup
Noodle.
Mie instan, mungkin semua orang indonesia
sudah tahu dengan salah satu jenis makanan cepat saji ini, dan semua orang pasti
tahu bahwa mie instan merupakan makanan alternatif yang bisa mengenyangkan,
mudah memasaknya, cepat matangnya, gampang mendapatkannya, rasanya yang lumayan
enak (tersedia berbagai pilihan rasa) dan yang terpenting adalah murah harganya. Saat
ini di indonesia telah banyak produsen yang menyediakan Mie Instan, mulai dari
yang sudah eksis sejak puluhan tahun yang lalu seperti PT.Indofood Sukses
Makmur dengan produk andalannya Indomie, sampai PT Sayap Mas Utama yang baru
beberapa tahun lalu baru
meluncurkan produk Mie Sedap-nya tapi sekarang sudah bisa
mengambil hati para penggemar mie instan.
Tapi tahukah anda
ternyata mie instan berbahaya bagi tubuh jika kita terlalu banyak
mengkonsumsinya. Berikut ini beberapa ulasan mengenai bahaya mie instan
jika berlebihan memakannya.
Dalam proses
pembuatan, mie instan yang mempunyai bentuk sangat panjang dilipat, digoreng,
dan dikeringkan dengan oven panas. Dalam proses penggorengan ini,mie akan mengandung lemak. Mie instan memang bahan bakunya adalah tepung, tapi dalam proses
pembuatannya juga ditambahkan dengan minyak sayur, garam, natrium polifosfat
(pengemulsi, penstabil dan pengental), natrium karbonat dan kalium karbonat
(keduanya pengatur keasaman), tartrazine (pewarna kuning).
Kadang natrium
polifosfat dicampur guar gum. Bahan lain misalnya karamel, hidrolisat protein
nabati, ribotide, zat besi dan asam malat yang fungsinya tidak jelas. Selain
minyak sayur, ada pula food additive, yaitu bahan-bahan kimia yang ditambahkan
ke dalam proses pengolahan makanan, dengan tujuan agar makanan tersebut
memiliki sifat-sifat tertentu.
Bumbu mie, misalnya
garam, gula, cabe merah, bawang putih, bawang merah, saus tomat, kecap, vetsin
(MSG) serta bahan cita rasa (rasa ayam, rasa udang, rasa sapi) juga banyak
menggunakan additive. Belum lagi stirofoam dalam mie cangkir, yang dicurigai
bisa menyebabkan kanker.
Bahaya mie instan :
Untuk ibu hamil,
resiko kesehatan akibat dari additive mungkin tidak langsung kelihatan, ibu hamil
sebaiknya menghindari makanan yang banyak mengandung additive. Bagi balita,
bahan-bahan yang sebenarnya tak dibutuhkan tubuh ini juga bisa memperlambat
kerja organ-organ pencernaan.
Kandungan utama yang lain dari mie adalah
karbohidrat kemudian ada protein tepung (gluten), dan lemak, baik yang dari mie nya sendiri maupun
minyak sayur dalam sachet. Jika dilihat komposisi gizinya, mie memang tinggi
kalori, tapi kurang zat-zat gizi penting lain seperti vitamin, mineral dan
serat.
Jika ingin mengkonsumsi mie bergizi lengkap, perlu
ditambahkan sayuran seperti kol, sawi, tomat, brokoli, wortel, atau kecambah,
tambahkan juga baso, udang,telor, sosis atau kornet, (wah repot juga nih nyiapinnya). Bahan-bahan
tambahan tadi tinggal dimasukkan saat anda merebus mie, yang perlu diingat,
sebaiknya hindari konsumsi mie instant setiap hari.
Jika membaca dalam kemasan mie instan umumnya terdapat bahan yang bertuliskan
MSG atau yang juga dikenal dengan Monosodium Glutamate (MSG), MSG juga biasa
disebut vetsin atau michin. Dibalik kenikmatan vetsin atau MSG ini, disinyalir berbahaya bagi
kesehatan tubuh manusia, terutama kesehatan anak-anak.
Bahaya lain juga dapat ditimbulkan dari kandungan pengawet pada bumbu
yaitu Metil Paraben yang melebihi batas. BPOM menetapkan
penggunaan maksimal methylparaben 250 mg/kg produk, sedangkan CAC menetapkan
batas penggunaan maksimal methylparaben adalah sebesar 1000 mg/kg
produk.Standar Codex Allimentarius Committee (CAC) dan kajian ilmiah terhadap
risiko kesehatan, serta sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 722/1988
tentang Bahan Tambahan Makanan, bahwa methylparaben dapat digunakan sebagai
pengawet untuk produk saus atau kecap di Indonesia. Berdasarkan Database of
Select Committee on Generally Recognize As Safe (GRAS) Substances Reviews,
diketahui bahwa tidak ada bukti bahaya penggunaan methylparaben sebagai
pengawet dalam pangan olahan sepanjang digunakan sesuai standar dan tidak
melebihi batas maksimal yang diizinkan.
Menurut Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah melakukan pengujian semua produk mi
instan yang beredar di Indonesia. Hasilnya semua merek yang terdaftar aman
dikonsumsi.BPOM telah melakukan sampling surveillance dan pengujian berbagai
merek mi instan dari peredaran di 21 provinsi terkait dengan keamanan bahan
pengawet isu mi instan.Hasil pengujian terhadap kandungan methyl
p-hydroxybenzoate (methylparaben) pada 158 sampel kecap dalam mi instan adalah:
96 sampel mengandung methylparaben tidak melebihi 250 mg/kg (batas maksimum
yang diizinkan), sedangkan 62 sampel sama sekali tidak mengandung
methylparaben.
2.Rumusan Masalah
ª 1.Berapakah kandungan metil paraben pada sampel
bumbu kecap yang terdapat dalam mi instan?
ª 2.Apakah kadar tesebut melebihi batas yang
telah ditentukan oleh BPOM atau tidak?
ª 3.Apakah ada perbedaan antara kadar kecap pada
bumbu mi instan dengan kadar kecap botol yang ada di pasaran?
B.Metode
Penelitian
1.Dasar
Teori
ª Apa itu Nipagin/Metil
Paraben?
Nipagin adalah nama
dagang untuk senyawa metil hidroksi benzoat, yaitu senyawa ester metil dari
asam p-hidroksibenzoat. Senyawa ini merupakan bahan tambahan pangan senyawa
turunan asam benzoat, yang berfungsi sebagai bahan antimikroba atau pengawet.
Senyawa ini sering juga dikenal dengan nama metil paraben.Rumus kimia untuk metil paraben adalah CH3(C6H4(OH)COO atau C8H8O3.
Secara alami,
senyawa benzoat termasuk beberapa esternya bisa ditemukan pada buah-buahan;
terutama buah kranberi (cranberries). Selain itu, senyawa benzoat secara alami
juga bisa ditemukan pada jamur, kayu manis, dan cengkeh. Untuk keperluan
komersial; asam benzoat ini disintesis secara kimia dan kemudian diubah menjadi
ester melalui reaksi esterifikasi, di antaranya menjadi metil hidroksi benzoat.
Dalam praktiknya;
terdapat beberapa jenis ester dari hidroksi benzoat; di antaranya adalah ester
metil (-CH3), etil (-C2H5), propil (C3H7) dan butil (C4H9) hidroksi benzoat.
Sebagai pengawet; semakin panjang rantai C, maka senyawa tersebut akan mempunyai
efektivitas antimikroba yang semakin tinggi. Namun demikian; sebagai BTP
pengawet; senyawa yang paling banyak ditemukan adalah metil dan/atau etil
hidroksi benzoat. Dan BTP pengawet yang saat ini sedang diributkan adalah metil
hidroksi benzoat, atau nipagin.
Metil paraben memiliki sifat sukar larut dalam air, benzene, dan karbon
tetraklorida. Tetapi mudah laru dalam etanol dan eat ether. Metil paraben
memiliki berat molekul (BM) yaitu 152,15. Syarat untuk penyimpanannya harus
disimpan dalam wadah tertutup dengan
baik.
Pada penelitian ini metode asidimetri.
Asidimetri adalah suatu metode titrasi titran basa sampel asam dengan kadar
yang sudah diketahui. Prinsip metode ini adalah penetralan asam-basa.
Netralisasi asam basa adalah reaksi
antara H+ dari asam dan OH- dari basa yang membentuk
molekul air. Reaksi netralisasi harus berlangsung sesempurnaan mungkin. Oleh
karena itulah maka dalam mempersiapkan larutan pemeriksaan harur menggunakan
aquades sebagai bahan pelarut, dikarenakan aquades adalh netral (H+
= (OH- = 10 -7 atau pH 7. Reaksi dasar netralisasi adalah
:
H+ (asam) +
OH- (basa) à H2O (netral)
Metil Paraben dapat ditetapkan kadarnya dengan menggunakan titrasi asam
basa yaitu dengan metode asidimetri. Titrasi Asidimetri adalah penetapan konsentrasi
larutan basa menggunakan larutan baku yang bersifat asam. Metil paraben yang
bersifat basa dapat direaksikan dengan larutan baku H2SO4 yang
bersifat asam.
2.Cara Kerja
ª Prosedur
pemeriksaan Asidimetri :
a. Dasar
Metil paraben dalam contoh direaksikan dengan NaOH 1N berlebih terukur
dalam keadaan panas, kemudian dititrasi menggunakan H2SO4
1N dengan indicator PP hingga mencapai titik akhir tidak berwarna. Dilakukan
pengerjaan blanko untuk mengetahui jumlah metilparaben yang bereaksi dengan NaOH,
dan lakukan pekerjaan blanko.
b. Reaksi :
(-)
c. Cara Kerja :
v Prosedur standarisasi Larutan H2SO4
1. Pipet 10,0 ml standart primer Na2CO3
1N, masukkan dalam Erlenmeyer.
2. Tambahkan 1 tetes indicator MO (Methil Orange).
3. Titrasi dengan Larutan standart H2SO4
dari warna kuning sampai terbentuk warna jingga.
v Prosedur pemeriksaan Blanko :
1. Masukkan 50 ml NaOH 1N k dalam erlenmeyer.
2. Direfluks selama 30 menit.
3. Ditambah indikator PP.
4. Dititrasi dengan menggunakan H2SO4
standart hingga diperoleh titik akhir
tidak berwarna
v Prosedur pemeriksaan sampel :
1. Ditimbang kurang lebih 2 gram contoh sampel
bumbu kecap dalam mi instan, masukkan dalam erlenmeyer.
2. Ditambah 50 ml NaOH 1N secara teratur.
3. Direfluks selama 30 menit.
4. Ditambah indikator PP.
5.
Dititrasi dengan menggunakan H2SO4
yang telah dstandarisasi hingga diperoleh
titik akhir tidak berwarna.
§
Perhitungan
:
% = (Vol.Blanko – Vol.Titran) x Normalitas
Titran x mg ~
Gram sampel x Normalitas ~
=………….%
C. KESIMPULAN
1. Hal
penting yang harus diperhatikan dalam percobaan
a) Indikator
titrasi, yaitu zat kimia lain,
analit atau titran yang sengaja ditambahkan pada proses titrasi untuk
mengetahui titik ekivalen,harus dapat memberikan perubahan warna yang mudah
diamati.
(contoh
indikator PP)
b) Keadaan
sampel harus dalam keadaan basa, pH lebih dari 7
c) Titik
Akhir titrasi, yaitu suatu peristiwa
dimana indikator telah menunjukkan warna dan titrasi harus dihentikan,harus
terlihat jelas.
d) Sampel
harus direfluk setelah penambahan NaOH.
2.Manfaat Percobaan Bagi Masyarakat
1) Masyarakat
dapat mengetahui bahwa kandungan Metil Paraben dalam kandungan kecap mi instan
yang masih dalam batasan penggunaan menurut BPOM,masih dapat
dikonsumsi,sehingga tidak perlu terpengaruh dengan berita-berita yang beredar
dalam media massa.
2) Masyarakat
dapat mengetahui bahayanya mengkonsumsi bahan pengawet Metil Paraben dalam mi
instan yang berlebihan.
Daftar Pustaka
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia
Edisi IV : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Anonim. Keputusan Badan Pengawas
Obat Dan Makanan Republik Indonesia. Jakarta : Badan Pengawas Obat Dan
Makanan Republik Indonesia.
Anonim. SNI 16-6069-1999. Sediaan Pencerah Kulit (Skin Lightener) .Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Anonim. SNI 16-6069-1999. Sediaan Pencerah Kulit (Skin Lightener) .Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Anonim. SNI 16-0212-1995. Farmakope
Indonesia Edisi IV. Jakarta :Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Anonim. Status
keamanan Mi Instan Kasus Nipagin. Jakarta : http://news.detik.com/read/2010/10/13/085920/1463217/103/
status-keamanan-mi-instan-kasus-nipagin.html
Anonim.Peraturan
Menteri Kesehatan No. 722/1988 tentang Bahan Tambahan Makanan. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
kak tolong masukkan hasil perhitungannya dan pembahasannya juga. terima kasih
BalasHapus