This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 19 April 2012


PENETAPAN KADAR METHYL PARABEN PADA BUMBU KECAP MI INSTAN

PORTOFOLIO ASIDIMETRI
Methyl Paraben Pada Bumbu Kecap Mi Instan
Oleh :
A.102.07.047 / Wahyu Setyawan
Disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Kimia Analitik II
AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................. 1
A.PENDAHULUAN.................................................................................... 2
1.      Latar Belakang................................................................................... 2
2.      Rumusan Masalah.............................................................................. 5
B.METODE PENELITIAN.......................................................................... 6
1.      Dasar Teori......................................................................................... 6
2.      Cara Kerja.......................................................................................... 8
C. KESIMPULAN..................................................................................... 10
1.      Hal penting yang harus diperhatikan dalam percobaan………….     10
2.      Manfaat Prrcobaan Bagi Masyarakat................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 11







A.PENDAHULAN
1.Latar Belakang
            Mi instan diciptakan oleh Momofuku Ando pada tahun 1958 yang kemudian mendirikan perusahaan Nissin dan memproduksi mi instan peratama di dunia Chicken Ramen(ramen adalah jenis mi Jepang) rasa ayam. Peristiwa penting lainnya terjadi pada 1971 ketika Nissin memperkenalkan mi dalam gelas bermerek Cup Noodle.
Mie instan, mungkin semua orang indonesia sudah tahu dengan salah satu jenis makanan cepat saji ini, dan semua orang pasti tahu bahwa mie instan merupakan makanan alternatif yang bisa mengenyangkan, mudah memasaknya, cepat matangnya, gampang mendapatkannya, rasanya yang lumayan enak (tersedia berbagai pilihan rasa) dan yang terpenting adalah murah harganya. Saat ini di indonesia telah banyak produsen yang menyediakan Mie Instan, mulai dari yang sudah eksis sejak puluhan tahun yang lalu seperti PT.Indofood Sukses Makmur dengan produk andalannya Indomie, sampai PT Sayap Mas Utama yang baru beberapa tahun lalu baru meluncurkan produk Mie Sedap-nya tapi sekarang sudah bisa mengambil hati para penggemar mie instan.
Tapi tahukah anda ternyata mie instan berbahaya bagi tubuh jika kita terlalu banyak mengkonsumsinya. Berikut ini beberapa ulasan mengenai bahaya mie instan jika berlebihan memakannya.

Dalam proses pembuatan, mie instan yang mempunyai bentuk sangat panjang dilipat, digoreng, dan dikeringkan dengan oven panas. Dalam proses penggorengan ini,mie akan mengandung lemak. Mie instan memang bahan bakunya adalah tepung, tapi dalam proses pembuatannya juga ditambahkan dengan minyak sayur, garam, natrium polifosfat (pengemulsi, penstabil dan pengental), natrium karbonat dan kalium karbonat (keduanya pengatur keasaman), tartrazine (pewarna kuning).
Kadang natrium polifosfat dicampur guar gum. Bahan lain misalnya karamel, hidrolisat protein nabati, ribotide, zat besi dan asam malat yang fungsinya tidak jelas. Selain minyak sayur, ada pula food additive, yaitu bahan-bahan kimia yang ditambahkan ke dalam proses pengolahan makanan, dengan tujuan agar makanan tersebut memiliki sifat-sifat tertentu.
Bumbu mie, misalnya garam, gula, cabe merah, bawang putih, bawang merah, saus tomat, kecap, vetsin (MSG) serta bahan cita rasa (rasa ayam, rasa udang, rasa sapi) juga banyak menggunakan additive. Belum lagi stirofoam dalam mie cangkir, yang dicurigai bisa menyebabkan kanker.
Bahaya mie instan :
Untuk ibu hamil, resiko kesehatan akibat dari additive mungkin tidak langsung kelihatan, ibu hamil sebaiknya menghindari makanan yang banyak mengandung additive. Bagi balita, bahan-bahan yang sebenarnya tak dibutuhkan tubuh ini juga bisa memperlambat kerja organ-organ pencernaan.
Kandungan utama yang lain dari mie adalah karbohidrat kemudian ada protein tepung (gluten), dan lemak, baik yang dari mie nya sendiri maupun minyak sayur dalam sachet. Jika dilihat komposisi gizinya, mie memang tinggi kalori, tapi kurang zat-zat gizi penting lain seperti vitamin, mineral dan serat.
Jika ingin mengkonsumsi mie bergizi lengkap, perlu ditambahkan sayuran seperti kol, sawi, tomat, brokoli, wortel, atau kecambah, tambahkan juga baso, udang,telor, sosis atau kornet, (wah repot juga nih nyiapinnya). Bahan-bahan tambahan tadi tinggal dimasukkan saat anda merebus mie, yang perlu diingat, sebaiknya hindari konsumsi mie instant setiap hari.
Jika membaca dalam kemasan mie instan umumnya terdapat bahan yang bertuliskan MSG atau yang juga dikenal dengan Monosodium Glutamate (MSG), MSG juga biasa disebut vetsin atau michin. Dibalik kenikmatan vetsin atau MSG ini, disinyalir berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia, terutama kesehatan anak-anak.
Bahaya lain juga dapat ditimbulkan dari kandungan pengawet pada bumbu yaitu Metil Paraben yang melebihi batas. BPOM menetapkan penggunaan maksimal methylparaben 250 mg/kg produk, sedangkan CAC menetapkan batas penggunaan maksimal methylparaben  adalah sebesar 1000 mg/kg produk.Standar Codex Allimentarius Committee (CAC) dan kajian ilmiah terhadap risiko kesehatan, serta sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 722/1988 tentang Bahan Tambahan Makanan, bahwa methylparaben dapat digunakan sebagai pengawet untuk produk saus atau kecap di Indonesia. Berdasarkan Database of Select Committee on Generally Recognize As Safe (GRAS) Substances Reviews, diketahui bahwa tidak ada bukti bahaya penggunaan methylparaben sebagai pengawet dalam pangan olahan sepanjang digunakan sesuai standar dan tidak melebihi batas maksimal yang diizinkan.
 Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah melakukan pengujian semua produk mi instan yang beredar di Indonesia. Hasilnya semua merek yang terdaftar aman dikonsumsi.BPOM telah melakukan sampling surveillance dan pengujian berbagai merek mi instan dari peredaran di 21 provinsi terkait dengan keamanan bahan pengawet isu mi instan.Hasil pengujian terhadap kandungan methyl p-hydroxybenzoate (methylparaben) pada 158 sampel kecap dalam mi instan adalah: 96 sampel mengandung methylparaben tidak melebihi 250 mg/kg (batas maksimum yang diizinkan), sedangkan 62 sampel sama sekali tidak mengandung methylparaben.


2.Rumusan Masalah
ª      1.Berapakah kandungan metil paraben pada sampel bumbu kecap yang terdapat dalam mi instan?
ª      2.Apakah kadar tesebut melebihi batas yang telah ditentukan oleh BPOM atau tidak?
ª      3.Apakah ada perbedaan antara kadar kecap pada bumbu mi instan dengan kadar kecap botol yang ada di pasaran?




B.Metode Penelitian
1.Dasar Teori
ª      Apa itu Nipagin/Metil Paraben?
Nipagin adalah nama dagang untuk senyawa metil hidroksi benzoat, yaitu senyawa ester metil dari asam p-hidroksibenzoat. Senyawa ini merupakan bahan tambahan pangan senyawa turunan asam benzoat, yang berfungsi sebagai bahan antimikroba atau pengawet. Senyawa ini sering juga dikenal dengan nama metil paraben.Rumus kimia untuk metil paraben adalah CH3(C6H4(OH)COO atau C8H8O3.
Secara alami, senyawa benzoat termasuk beberapa esternya bisa ditemukan pada buah-buahan; terutama buah kranberi (cranberries). Selain itu, senyawa benzoat secara alami juga bisa ditemukan pada jamur, kayu manis, dan cengkeh. Untuk keperluan komersial; asam benzoat ini disintesis secara kimia dan kemudian diubah menjadi ester melalui reaksi esterifikasi, di antaranya menjadi metil hidroksi benzoat.
Dalam praktiknya; terdapat beberapa jenis ester dari hidroksi benzoat; di antaranya adalah ester metil (-CH3), etil (-C2H5), propil (C3H7) dan butil (C4H9) hidroksi benzoat. Sebagai pengawet; semakin panjang rantai C, maka senyawa tersebut akan mempunyai efektivitas antimikroba yang semakin tinggi. Namun demikian; sebagai BTP pengawet; senyawa yang paling banyak ditemukan adalah metil dan/atau etil hidroksi benzoat. Dan BTP pengawet yang saat ini sedang diributkan adalah metil hidroksi benzoat, atau nipagin.
Metil paraben memiliki sifat sukar larut dalam air, benzene, dan karbon tetraklorida. Tetapi mudah laru dalam etanol dan eat ether. Metil paraben memiliki berat molekul (BM) yaitu 152,15. Syarat untuk penyimpanannya harus disimpan dalam wadah  tertutup dengan baik.
Pada penelitian ini metode asidimetri. Asidimetri adalah suatu metode titrasi titran basa sampel asam dengan kadar yang sudah diketahui. Prinsip metode ini adalah penetralan asam-basa.
Netralisasi asam basa adalah reaksi antara H+ dari asam dan OH- dari basa yang membentuk molekul air. Reaksi netralisasi harus berlangsung sesempurnaan mungkin. Oleh karena itulah maka dalam mempersiapkan larutan pemeriksaan harur menggunakan aquades sebagai bahan pelarut, dikarenakan aquades adalh netral (H+ = (OH- = 10 -7 atau pH 7. Reaksi dasar netralisasi adalah :
H+ (asam) + OH- (basa) à H2O (netral)
Metil Paraben dapat ditetapkan kadarnya dengan menggunakan titrasi asam basa yaitu dengan metode asidimetri. Titrasi Asidimetri adalah penetapan konsentrasi larutan basa menggunakan larutan baku yang bersifat asam. Metil paraben yang bersifat basa dapat direaksikan dengan larutan baku H2SO­4 yang bersifat asam.





2.Cara Kerja
ª      Prosedur pemeriksaan Asidimetri :
a.       Dasar
Metil paraben dalam contoh direaksikan dengan NaOH 1N berlebih terukur dalam keadaan panas, kemudian dititrasi menggunakan H2SO­4 1N dengan indicator PP hingga mencapai titik akhir tidak berwarna. Dilakukan pengerjaan blanko untuk mengetahui jumlah metilparaben yang bereaksi dengan NaOH, dan lakukan pekerjaan blanko.
b.      Reaksi : (-)
c.       Cara Kerja :
v   Prosedur standarisasi Larutan H2SO­4
1.      Pipet 10,0 ml standart primer Na2CO3 1N, masukkan dalam Erlenmeyer.
2.      Tambahkan 1 tetes indicator MO (Methil Orange).
3.      Titrasi dengan Larutan standart H2SO4 dari warna kuning sampai terbentuk warna jingga.
v  Prosedur pemeriksaan Blanko :
1.      Masukkan 50 ml NaOH 1N k dalam erlenmeyer.
2.      Direfluks selama 30 menit.
3.      Ditambah indikator PP.
4.      Dititrasi dengan menggunakan H2SO­4 standart hingga diperoleh   titik akhir tidak berwarna
v  Prosedur pemeriksaan sampel :
1.      Ditimbang kurang lebih 2 gram contoh sampel bumbu kecap dalam mi instan, masukkan dalam erlenmeyer.
2.      Ditambah 50 ml NaOH 1N secara teratur.
3.      Direfluks selama 30 menit.
4.      Ditambah indikator PP.
5.       Dititrasi dengan menggunakan H2SO­4 yang telah dstandarisasi hingga diperoleh   titik akhir tidak berwarna.
  
§  Perhitungan :
 %  = (Vol.Blanko – Vol.Titran) x Normalitas Titran x mg ~
                               Gram sampel x Normalitas ~

      =………….%




C. KESIMPULAN
1.      Hal penting yang harus diperhatikan dalam percobaan
a)      Indikator titrasi, yaitu zat kimia lain, analit atau titran yang sengaja ditambahkan pada proses titrasi untuk mengetahui titik ekivalen,harus dapat memberikan perubahan warna yang mudah diamati.
(contoh indikator PP)
b)      Keadaan sampel harus dalam keadaan basa, pH lebih dari 7
c)      Titik Akhir titrasi, yaitu suatu peristiwa dimana indikator telah menunjukkan warna dan titrasi harus dihentikan,harus terlihat jelas.
d)     Sampel harus direfluk setelah penambahan NaOH.


2.Manfaat Percobaan Bagi Masyarakat
1)      Masyarakat dapat mengetahui bahwa kandungan Metil Paraben dalam kandungan kecap mi instan yang masih dalam batasan penggunaan menurut BPOM,masih dapat dikonsumsi,sehingga tidak perlu terpengaruh dengan berita-berita yang beredar dalam media massa.
2)      Masyarakat dapat mengetahui bahayanya mengkonsumsi bahan pengawet Metil Paraben dalam mi instan yang berlebihan.




Daftar Pustaka
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Anonim. Keputusan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia. Jakarta : Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia.
Anonim. SNI 16-6069-1999. Sediaan Pencerah Kulit (Skin Lightener) .Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
Anonim. SNI 16-0212-1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta :Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Anonim. Status keamanan Mi Instan Kasus Nipagin. Jakarta : http://news.detik.com/read/2010/10/13/085920/1463217/103/ status-keamanan-mi-instan-kasus-nipagin.html
Anonim.Peraturan Menteri Kesehatan No. 722/1988 tentang Bahan Tambahan Makanan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia